Elektrokimia II : Sel Elektrolisis

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang reaksi-reaksi sel elektrolisis (aspek kualitatif). Kemudian kita akan menghitung massa endapan logam dan volume gas yang dihasilkan dari reaksi elektrolisis (aspek kuantitatif). Kita juga akan mempelajari pengaruh besarnya arus listrik terhadap kuantitas produk elektrolisis yang dihasilkan.

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta). Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :     2 H2O(l) ——>  2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :

Katoda (-)            :   2 Na+(l) + 2 e ——>  2 Na(s) ……………….. (1)

Anoda (+)            :   2 Cl(l) Cl2(g) +  2 e ……………….. (2)

Reaksi sel            :   2 Na+(l) +  2 Cl(l) ——>  2 Na(s) +  Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).

Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, air memiliki red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai red ion Cl dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cllebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :

Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e ——>  H2(g) +  2 OH(aq) ……………….. (1)

Anoda (+)            :   2 Cl(aq) ——>  Cl2(g) +  2 e ……………….. (2)

Reaksi sel            :   2 H2O(l) +  2 Cl(aq) ——>  H2(g) +  Cl2(g) +  2 OH(aq) ……………………. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH­(basa) di katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OHpada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.

Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai red, maka air yang akan tereduksi di katoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air di anoda. Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6, maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, spesi air yang akan teroksidasi di anoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Katoda (-)            :   4 H2O(l) +  4 e ——>  2 H2(g) +  4 OH(aq) ……………….. (1)

Anoda (+)            :   2 H2O(l) ——>   O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e ……………….. (2)

Reaksi sel            :   6 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 OH(aq) …………………….. [(1) + (2)]

6 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H2O(l) …………………. [(1) + (2)]

2 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) …………………….. [(1) + (2)]

Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.

Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl dengan menggunakan elektroda Cu :

Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e ——>  H2(g) +  2 OH(aq) ……………………..  (1)

Anoda (+)            :   Cu(s) ——>  Cu2+(aq) +  2 e……………………..  (2)

Reaksi sel            :   Cu(s) +  2 H2O(l) ——>  Cu2+(aq) +  H2(g) +  2 OH(aq) ……………………..  [(1) + (2)]

Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi elektrolisis :

  1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
  2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
  3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
  4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda

Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhan berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.

Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.

Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 1023 partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar  1,6 x 10-19 C. Dengan demikian :

1 Faraday  =  1 mol elektron  =  6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron 1 Faraday  =  96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah perhitungan)

Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Faraday  =  Coulomb / 96500

Coulomb  =  Faraday x 96500

Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik (Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

Coulomb  =  Ampere  x  Detik

Q  =  I  x  t

Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

Faraday  =  (Ampere  x  Detik)  /  96500

Faraday  =  (I  x  t)  /  96500

Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk elektrolisis dapat ditemukan.

Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :

1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen sebanyak 5,6 L pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses tersebut?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :

Katoda (-)   :  Ag+ +  e ——>  Ag

Anoda (+)   :  2 H2O(l) ——>  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e

Gas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol O2

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah mol elektron yang terlibat adalah sebesar  4 x ¼ = 1 mol elektron.

1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C

Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C

2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan arus sebesar 10 Ampere?

Penyeleasian :

Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :

K (-) : Na+(l) +  e ——>  Na(s)

A (-) : 2 F(l) ——>  F2(g) +  2 e

Gas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol F2

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan melibatkan mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron

1,2 mol elektron = 1,2 Faraday

Waktu yang diperlukan dapat dihitung melalui persamaan berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

1,2  =  (10 x t)  / 96500

t  =  11850 detik  =  3,22 jam

Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin

3. Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan CaCl2 selama 1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing elektroda?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut :

K (-) : Ca2+(l) +  2 e ——>  Ca(s)

A (+) : 2 Cl(l) ——>  Cl2(g) +  2 e

Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Faraday  =  (Ampere x Detik) / 96500

Faraday  =  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  mol elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :

Massa Ca = mol Ca x Ar Ca

Massa Ca  =  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  40  =  0,506 gram Ca

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :

Volume gas Cl2 = mol Cl2 x 22,4 L

Volume gas Cl2 =  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  22.4 L  =  0,283 L gas Cl2

Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl2 (STP)

4. Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri. Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3, sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar (Ar) logam X tersebut!

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :

K (-) :  Ag+(aq) +  e ——>  Ag(s)

A (+) : 2 H2O(l) ——>  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e

Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang dihasilkan sebesar  1,44 / 108 mol Ag

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)

Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar   1,44 / 108 mol  elektron

Reaksi elektrolisis larutan XCl3 :

K (-) :  X3+(aq) +  3 e ——>  X(s)

A (+) : 2 Cl(l) ——>  Cl2(g) +  2 e

Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol  elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan  1 / 3 kali mol elektron, yaitu sebesar  1 / 3  x  1,44 / 108 mol X

Massa logam X  =  0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai berikut:

mol  =  massa / Ar

Ar  = massa / mol

Ar  =  0,12 / (1 / 3  x  1,44  / 108)  =  27

Jadi, Ar dari logam X adalah 27

Referensi:

Andy. 2009. Pre-College Chemistry.

Chang, Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.

Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia:Pakar Raya.

24 tanggapan untuk “Elektrokimia II : Sel Elektrolisis

  1. mksh skali atas uraiannya..
    tlng mnta no.tlp nya.
    sy pengrajin fiber chrome dng kimia \tnp elektrik,sy blm bs mengunci sehabis di krom,tuap sy cat krom rusak…
    bgmn proses krom fiber dng elektro plating…trmksh

    1. Selamat Sore Bapak Eko,

      wah, saya juga kurang mendalami masalah fiber chrome. Latar belakang saya adalah S,Si. Sehingga, untuk hal-hal teknis, terus terang, saya kurang menguasai. Mungkin saya bisa membantu dengan sedikit background theory yang saya ketahui. Mudah-mudahan membantu.

      Electroplating adalah metode melapisi logam pada permukaan suatu benda dengan bantuan arus listrik. Latar belakang elektroplating adalah untuk memperindah (mempercantik) benda tersebut (misalnya:melapisi perak pada permukaan sendok dan garpu) sekaligus melindunginya dari proses perkaratan (korosi). Nah, untuk mengerjakan proses pelapisan benda dengan metode ini, diperlukan beberapa item, yaitu :

      1. Benda yang ingin dilapisi
      2. Logam yang akan melapisi benda tersebut
      3. Larutan yang mengandung logam yang digunakan

      Sebuah contoh yang sangat sederhana akan saya berikan di sini. Saya ingin melapisi sendok dengan logam perak, agar terlihat lebih estetik sekaligus mencegah perkaratan. Untuk mengerjakannya, saya membutuhkan sebuah wadah yang diisi larutan perak (misalkan perak nitrat, AgNO3). Kemudian, saya membutuhkan batangan perak dan sendok yang ingin dilapisi tentunya. Kedua benda tersebut saya celupkan dalam larutan perak. Selanjutnya, saya memasang sumber listrik (misalkan baterai) di antara kedua benda tadi dengan sejumlah kawat penghantar listrik. Kutub negatif sumber listrik diarahkan pada sendok, sehingga sendok dijadikan sebagai Katoda. Bersamaan dengan itu, kutub positif sumber listrik diarahkan pada batangan perak, yang dijadikan Anoda.

      Setelah semua item dipasang dengan baik, sumber listrik diaktifkan, dan reaksi kimia akan mulai terjadi. Di anoda, batangan perak akan teroksidasi dan larut, membentuk ion-ion perak. Ion-ion perak tersebut berada dalam larutan perak. Ion-ion perak, baik yang berasal dari batangan perak maupun yang sudah ada di dalam larutan, akan diendapkan kembali di katoda (dalam hal ini, sendok). Setelah beberapa saat, saya akan melihat adanya lapisan perak tipis yang menyelimuti permukaan perak. Dengan demikian, pelapisan telah berhasil dilakukan. Metode ini sering disebut dengan istilah penyepuhan (=plating/electroplating).

      Dengan analogi yang sama, Anda tinggal mengganti perak dengan krom. Benda yang ingin dilapisi, dihadapkan pada kutub negatif sumber arus. Kemudian, batangan krom dihadapkan pada kutub positif sumber arus. Jangan lupa menggunakan larutan krom, misalnya CrCl3. Peristiwa yang terjadi persis seperti penjelasan di atas.

      Saya bisa di contact via email dengan alamat andychem03@yahoo.com. Alamat ini sekaligus berlaku untuk facebook, twitter, maupun plurk saya. Mudah-mudahan penjelasan saya dapat membantu dan menjawab pertanyaan Bapak. Terima kasih.

      Salam,
      Andy, S.Si.

  2. setelah proses mirror chrome di lapisi cairan\cat\larutan apa spy tidak mudah rusak tergores…
    BILA BERKENAN MOHON NO.TLP KRN SY SANGAT MEMBUTUHKAN INFORMASINYA ….SY MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH

    1. Selamat Sore Bang Aji,

      Pada proses elektrolisis, dibutuhkan elektroda. Elektroda berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi elektrolisis. Berbagai logam dapat dijadikan sebagai elektroda. Ada 3 jenis logam yang bersifat inert (tidak ikut bereaksi), yaitu Pt, Au, dan C (karbon dalam bentuk grafit; C bukan logam). Nah, logam-logam lainnya tidak inert. Logam yang tidak inert tersebut akan mengalami oksidasi di Anoda, sebab arus listrik yang dialirkan dapat “memaksa” elektroda teroksidasi.

      Coba bandingkan 2 situasi berikut :

      1. Reaksi elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda grafit
      Di katoda : Air tereduksi menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida
      Di anoda : ion klor teroksidasi menjadi gas klor

      2. Reaksi elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda tembaga
      Di katoda : Air tereduksi menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida (elektroda tidak bisa mengalami reaksi reduksi;jadi baik inert maupun tidak inert, tidak masalah)
      Di anoda : seharusnya ion klor yang teroksidasi; akan tetapi, elektroda tembaga tidak inert; konsekuensinya arus listrik yang dialirkan justru menyebabkan elektroda tembaga teroksidasi membentuk ion tembaga; ion klor tidak mengalami reaksi

      Jadi, elektroda tidak inert hanya akan mengalami oksidasi di anoda; di katoda tidak ada masalah.

      Mudah-mudahan menjawab pertanyaan Abang.

      Salam,
      Andy, S.Si.

  3. bang andy …TERIMA KASIH BANGETTT atas respon nya,
    terus terang bantuan nya sangat sy butuhkan.
    DIKIT CRITA;mengingat sy tnp latar belakang kimia samasekali..heheeheee pdhl adik , kakak ,ipar ,semua anak2 ANALIS,FARMASI, tp smua sdh sibuk dgn aktivitasnya & tdk 1 rmh lg dgn sy.
    Mrk krj di LAB.,Rumah sakit ,puskesmas,….cm sy yg jd DOKTER bang…hehee tp cm dokter MESIN alias tehnik mesin bang ANDY.
    sehingga sebenarnya sy hmpir putus asa tuk ide tsbt krn terlalu JAUH dr wilayah teknis sy.
    smp kr2 2th yg lalu sy pny ide buat suatu item dr bhn RESIN tp slm kr2 2th itu jg sy blm bs temukan & bs ngekrom item yg sy buat td,sy sdh smp jkt semua bagian,jogja,srby,hgga pd suatu kesempatan ada tmn pny item yg sm tp sdh chrome…ternyata made in new sailand ..
    dr itu muncul semangat lg utk harus bs selesaikan ide tsbt , ..PUJI TUHAN walau hny modal OTODIDAK smuanya tdk sia2,skrng sdh bs di lht hasilnya.
    kmrn sempat dpt order krom patung dr tanah liat buat dipamerkan di pameran karya seni BENTARA BUDAYA JKT,dan patung itu laku.
    item tsbt tinggal utk melapisi nya yg blm bs maksimal.
    Oh iya bang,item yg sy buat di krom dr belakang tp di lhtnya dr luar bang.
    ITULAH BANG DIKIT PETUALANGAN “CAH NGEYEL”MAAF SKALI kl ngotor2i blog bang Andy..heehee.
    SY TGGU BL ada info dr bang ANDY..
    salam dr EKO & KELUARGA MATUR NUWUN ..

  4. slamat pagi pak,, saya mau tnya larutan krom itu dapat di temukan di mana ya pak..?? larutan krom itu senyawanya CrCl3 ya pak..??
    terimakasih.. 🙂

    1. Selamat sore
      Larutan krom biasanya digunakan untuk pelapisan besi agar tidak mudah berkarat (istilahnya plating). Iya, larutan krom yang sering digunakan adalah larutan CrCl3.
      Terima kasih sudah membaca tulisan saya.

      Andy, S.Si.

  5. bagus skl tulisannya dan berguna skl untuk siswa sma kls X11 ipa. Saya penulis artilek fotoelektrokatalisis, mengucapkan banyak terima kasih pada Harian PIKIRAN RAKYAT yang telah memplubikasikan artikel usulan penelitian saya dalam rangka penyusunan TA saya. Dan juga saya ucapkan terima kasih pada Batavia.co.id, yang telah mempublikasikannya di internet, Mohon maaf publikasi di internet ada beberapa yang salah tulis
    terutama rumus-rumus kimia, sekali lagi terima kasih dari Euis Ifah Latifah

  6. hai abang yg baik..
    permisi…met jumpa lg
    bang,,smp saat ini sy blm bs melapisi kaca yg sy krom,
    kaca yg sy krom kondisi di lihat dr muka/depan sdh baik,spy tdk rusak krn goresan lalu endapan tsb sy lapisi dgn cat/plitur,lem..tetapi cat/plitur tsb selalu menembus endapan krom,shg di lihat dr muka krom yg tdnya cling jd buram tdk karuan bang andy..dgn cairan/cat/ atau dgn apa sy hrs melapisi endapan tsb.spy tdk menembus endapan kromnya….[krom yg sy gunakan cuma cairan tanpa arus listrik]
    bang makasih banyak tuk smuanya…
    ssalam dr sy sekeluarga…..eko .

  7. Sebanyak 3 liter larutan tembaga sulfat 1 M. dielektrolisis sampai pH = 1. Jumlah tembaga (Cu = 64) yang diendapkan adalah ….

    1. Dari pH dan volume larutan, bisa di dapat mol H+. Dari persamaan reaksi di anoda, gunakan koefisien reaksi untuk mendapatkan mol elektron. Mol elektron di katoda sama dgn mol elektron di anoda. Setelah mendapat mol elektron, lanjut ke reaksi di katoda. Gunakan koefisien, sehingga didapat mol Cu. Setelah mendapat mol Cu, tinggal dikali Ar Cu. Dengan demikian, didapat massa Cu yg diendapkan. Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Semoga bermanfaat.

  8. pak andy. makasih banget infonya sangat membantu.
    tapi ada yang mau di tanya nih pak, bisa nggak pak tolong di jelaskan lebih detail apa saja syarat-syarat terjadinya elektrolisis?
    terimakasih pak sebelumnya

  9. pak andy. ada yang mau ditanya pak. bisa tolong di jelaskan lebih detail pak mengenai syarat-syarat terjadinya elektrolisis, terimakasih pak..

  10. Alhamdulillah, Terimakasih atas pengetahuannya.. Semoga tulisan bapak semakin bermanfaat.. Jika ada kesempatan lebih, semoga saya dapat sharing dengan bapak dan teman2 semua.. Terimakasih, salam kenal 🙂

Tinggalkan komentar